Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Permintaan ialah sejumlah barang atau jasa yang diminta, datangnya dari pihak rumah tangga konsumen yang membeli dan mengonsumsi sebagian besar barang konsumsi atau jasa. Permintaan seorang konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut secara gotong royong akan memilih tingkat dan jumlah aneka macam barang yang diminta oleh setiap individu. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan, yaitu sebagai memberikankut.
1. Harga Barang Itu Sendiri
Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, semakin sedikit barang yang diminta. Sebaliknya, semakin turun harga suatu barang, semakin banyak undangan terhadap barang tersebut. Hal ini sesuai dengan aturan undangan yang menyatakan bahwa jikalau harga barang naik, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama), jumlah barang yang diminta per unit waktu akan berkurang. Sebaliknya, jikalau harga barang turun, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan bertambah.
2. Pendapatan Konsumen
Hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat searah (positif). Hal ini berarti, jikalau pendapatan konsumen naik, konsumen tersebut akan meminta jumlah barang yang ludang kecepeh tinggi per unit waktu, dan sebaliknya. Pernyataan ini berlaku terhadap barang normal. Adapun pada barang inferior yaitu barang yang rendah kualitasnya, naiknya pendapatan konsumen akan mengakibatkan undangan terhadap barang tersebut berkurang per unit waktu.
Begitupun sebaliknya, turunnya pendapatan konsumen akan mengakibatkan undangan terhadap barang tersebut bertambah. Jadi, dalam barang inferior, korelasi antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat berlawanan arah (negatif).
3. Harga Barang Substitusi dan Komplementer
Pada umumnya, barang konsumsi mempunyai penggunaan yang saling berhubungan. Penggunaan yang saling berafiliasi antara barang konsumsi sanggup dibedakan menjadi dua macam, yaitu saling mengganti(substitusi) dan saling metidak ada yang kurangi (komplementer).
4. Selera Konsumen (Taste)
Selera konsumen bersifat subjektif alasannya selera konsumen bergantung pada pepenilaianan terhadap barang tersebut. Selera konsumen memperlihatkan adanya kebutuhan psikologis dan kebutuhan yang terkondisi. Di samping itu, selera juga dipengaruhi oleh unsur tradisi dan agama.
Selera konsumen sanggup memengaruhi undangan terhadap suatu barang. Naiknya selera konsumen terhadap suatu barang menimbulkan naiknya undangan terhadap barang tersebut. Begitupun sebaliknya, jikalau selera konsumen turun, undangan konsumen akan berkurang.
5. Jumlah Penduduk
Semakin besar jumlah penduduk suatu kawasan atau negara, semakin tinggi undangan suatu barang untuk harga tertentu. Sebagai contoh, jumlah penduduk Republik Rakyat Cina (RRC) yang ludang kecepeh dari 1 miliar jiwa, akan ludang kecepeh banyak undangan terhadap pakaian dan masakan dibandingkan penduduk Indonesia yang jumlahnya ludang kecepeh kurang 220 juta jiwa.
Sumber pustaka : Mengasah Kemampuan Ekonomi 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program IlmuPengetahuan Sosial / penulis, Bambang Widjayanto, Aristanti Widyaningsih, Heraeni Tanuatmodjo ; editor, Hufron Sofiyanto, Edi Sumadi Sadikin. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Baca juga:
Faktor-faktor tersebut secara gotong royong akan memilih tingkat dan jumlah aneka macam barang yang diminta oleh setiap individu. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan, yaitu sebagai memberikankut.
1. Harga Barang Itu Sendiri
Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, semakin sedikit barang yang diminta. Sebaliknya, semakin turun harga suatu barang, semakin banyak undangan terhadap barang tersebut. Hal ini sesuai dengan aturan undangan yang menyatakan bahwa jikalau harga barang naik, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama), jumlah barang yang diminta per unit waktu akan berkurang. Sebaliknya, jikalau harga barang turun, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan bertambah.
2. Pendapatan Konsumen
Hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat searah (positif). Hal ini berarti, jikalau pendapatan konsumen naik, konsumen tersebut akan meminta jumlah barang yang ludang kecepeh tinggi per unit waktu, dan sebaliknya. Pernyataan ini berlaku terhadap barang normal. Adapun pada barang inferior yaitu barang yang rendah kualitasnya, naiknya pendapatan konsumen akan mengakibatkan undangan terhadap barang tersebut berkurang per unit waktu.
Begitupun sebaliknya, turunnya pendapatan konsumen akan mengakibatkan undangan terhadap barang tersebut bertambah. Jadi, dalam barang inferior, korelasi antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat berlawanan arah (negatif).
3. Harga Barang Substitusi dan Komplementer
Pada umumnya, barang konsumsi mempunyai penggunaan yang saling berhubungan. Penggunaan yang saling berafiliasi antara barang konsumsi sanggup dibedakan menjadi dua macam, yaitu saling mengganti(substitusi) dan saling metidak ada yang kurangi (komplementer).
Selera konsumen bersifat subjektif alasannya selera konsumen bergantung pada pepenilaianan terhadap barang tersebut. Selera konsumen memperlihatkan adanya kebutuhan psikologis dan kebutuhan yang terkondisi. Di samping itu, selera juga dipengaruhi oleh unsur tradisi dan agama.
Selera konsumen sanggup memengaruhi undangan terhadap suatu barang. Naiknya selera konsumen terhadap suatu barang menimbulkan naiknya undangan terhadap barang tersebut. Begitupun sebaliknya, jikalau selera konsumen turun, undangan konsumen akan berkurang.
5. Jumlah Penduduk
Semakin besar jumlah penduduk suatu kawasan atau negara, semakin tinggi undangan suatu barang untuk harga tertentu. Sebagai contoh, jumlah penduduk Republik Rakyat Cina (RRC) yang ludang kecepeh dari 1 miliar jiwa, akan ludang kecepeh banyak undangan terhadap pakaian dan masakan dibandingkan penduduk Indonesia yang jumlahnya ludang kecepeh kurang 220 juta jiwa.
Sumber pustaka : Mengasah Kemampuan Ekonomi 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program IlmuPengetahuan Sosial / penulis, Bambang Widjayanto, Aristanti Widyaningsih, Heraeni Tanuatmodjo ; editor, Hufron Sofiyanto, Edi Sumadi Sadikin. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Baca juga: